Duan Xuru, seorang pejabat dari Perusahaan Nuklir Nasional China, mengumumkan bahwa para insinyur dipastikan dapat menyelesaikan perangkat Tokamak HL-2M pada 2019.
Melansir Times of India, perangkat Tokamak HL-2M atau matahari buatan dirancang untuk mereplikasi proses fusi nuklir yang terjadi secara alami pada Matahari dan bintang untuk menghasilkan energi.
Pada November 2018, reaktor matahari buatan telah mencapai suhu elektron 100 juta derajat celsius. Angka tersebut adalah suhu yang diperlukan untuk mempertahankan fusi.
Kini pihaknya mengklaim perangkat tersebut akan dapat mencapai tonggak dalam suhu ion, yang artinya menempatkan kita selangkah lebih maju dalam pemanfaatan kekuatan fusi nuklir.
"Plasma matahari buatan terdiri dari elektron dan ion. Perangkat Tokamak kini telah mencapai suhu elektron lebih dari 100 juta derajat celsius dalam plasma inti dan suhu ionnya 50 juta derajat celsius. Dan itu adalah ion yang menghasilkan energi dalam perangkat," kata Duan menurut Global Times.
"Ini adalah bagian dari misi memanfaatkan fusi nuklir," kata Duan.
Melansir Science Alert, Minggu (10/3/2019), jika proyek ini berhasil, matahari buatan bisa berfungsi sebagai templat untuk reaktor fusi nuklir di masa depan dan mewujudkan impian energi bersih tanpa batas.
Reaktor EAST yang bisa menghasilkan energi 100 juta derajat celsius tersebut tingginya 11 meter, dengan diameter 8 meter dan berat sekitar 360.000 kilogram.
Tim peneliti China mengatakan, mereka berhasil mencapai suhu elektron 100 juta derajat celsius dengan menggunakan berbagai teknik baru dalam pemanasan dan pengaturan plasma.